Bahasa memiliki 2 sifat, yaitu
sistematis dan sitemis.
Sebagai sebuah sistem, bahasa itu
sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Dengan sistematis artinya, bahasa
itu tersusun menurut suatu pola: tidak tersusun secara acak, secara
sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya, bahasa itu bukan merupakan sistem
tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-sub sistem; atau sistem bawahan. Di sini
dapat disebutkan, antara lain, subsistem fonologi, subsistem morfologi,
subsistem sintaksis dan subsistem semantik. Tiap unsur dalam setiap subsistem
juga tersusun menurut aturan atau pola tertentu, yang secara keseluruhan
membentuk satu sistem. Jika tidak tersusun menurut aturan atau pola tertentu,
maka subsistem itu pun tidak dapat berfungsi.
Sub sistem bahasa terutama subsistem fonologi, morfologi, dan sintaksis tersusun secara hierarkial. Artinya, subsistem yang satu terletak di bawah subsistem yang lain; lalu subsistem yang lain ini terletak pula di bawah subsistem lainnya lagi. Ketiga subsistem itu (fonologi, morfologi, dan sintaksis) terkait dengan subsistem semantic. Sedangkan subsistem leksikon yang juga diliputi subsistem semantic, berada di luar ketiga subsistem struktural itu.
Sub sistem bahasa terutama subsistem fonologi, morfologi, dan sintaksis tersusun secara hierarkial. Artinya, subsistem yang satu terletak di bawah subsistem yang lain; lalu subsistem yang lain ini terletak pula di bawah subsistem lainnya lagi. Ketiga subsistem itu (fonologi, morfologi, dan sintaksis) terkait dengan subsistem semantic. Sedangkan subsistem leksikon yang juga diliputi subsistem semantic, berada di luar ketiga subsistem struktural itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar